Thu. 21 November 2024

Kiprah

UPN "Veteran" Jawa Timur

Bima UPN Veteran Jatim yang Bantu UMKM Surabaya

3 min read
Bima UPN Veteran Jatim yang Bantu UMKM Surabaya
HARUS KONSISTEN: Dari kanan, owner Galuh Surabaya Heppy Kurnia Putri, akadeisi UPN Dr Ignatia Martha Hendrati, dan Nuruni Ika Kusuma Wardhani saat mengevaluasi kualitas produk batik ikat. (Galih Adi Prasetyo/Jawa Pos)

Bergerak menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak melulu selalu berhasil. Kalau salah manajemen, bisa-bisa tekor sebelum akhirnya gulung tikar. Melalui program Bakti Inovasi bagi Masyarakat (Bima), akademisi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim blusukan untuk membantu UMKM yang nasibnya jalan di tempat.

’’EMPAT tahun bikin batik seperti nggak dapat apa-apa. Malah karyawan yang tambah kaya,’’ celetuk Heppy Kurnia Putri, seorang perajin batik di kawasan Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng. Itu kenangan yang dia ingat saat merintis usaha mulai 2015 hingga 2019. Berbeda jauh dengan keadaan sekarang yang sudah lebih baik.

Heppy adalah seorang perajin batik. Tapi, bukan batik berupa kain motif dengan goresan canting. Dia mengembangkan batik ikat the next level. Teknik pewarnaan bukan lagi celup seperti metode tradisional, melainkan coletan. Hasil belajar otodidak itu menghasilkan karya yang istimewa dan mewah.

Meski berkualitas, produk yang laris manis tidak memberikan keuntungan maksimal bagi Heppy. Yang dia tahu saat bahan habis, kulak lagi. Keuntungan cupet, hanya cukup untuk mengganti bahan dan membayar dua karyawan.

’’Padahal, waktu itu penjualan batik lebih dari 100 kain saban bulan. Harga per kain Rp 150 ribu hingga Rp 700 ribu.

Pas pandemi itu, akhirnya usaha hampir mati,’’ katanya. Sekarang kondisinya berbalik, manajemen lebih baik.

Hal itu terjadi setelah Heppy mendapat pendampingan dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN). Dua dosen turun untuk mengevaluasi usahanya. Mereka adalah Dr Ignatia Martha Hendrati dan Nuruni Ika Kusuma Wardhani.

’’Saya tahunya waktu melihat data kurasi UMKM Surabaya. Saya melihat ada yang menarik, tetapi banyak kendala yang dihadapi. Akhirnya saya datangi ke sini,’’ ujar Ketua Pusat Studi Ekonomi dan Sosial UPN Veteran Jatim Dr Ignatia Martha Hendrati.

Benar saja, Martha melihat manajemen UMKM dengan nama Galuh Surabayan itu masih kacau. Banyak yang harus dibenahi. Dengan telaten, Heppy digembleng khusus. ’’Kami ajari itu mulai dari penentuan harga pokok penjualan (HPP). Ternyata ketahuan, yang bikin masalah, tidak menghitung Heppy sebagai tenaga kerja juga. Yo pengabdian namanya,’’ kata anggota Tim Ahli Pemkot Surabaya tersebut.

Begitu juga dengan packaging, banyak yang diubah. Sekarang pengemasan terlihat lebih rapi dengan kotak khusus, lebih elegan, dan bisa menaikkan nilai jual. Sebelumnya hanya berupa kemasan plastik.

Pembinaan dari Agustus hingga Oktober itu membawa banyak perubahan. Keuntungan sudah pasti meningkat. Varian produk juga bertambah. Bahkan, kini sudah ada tujuh warga sekitar yang membantu produksi batik.

Kini usaha itu pun dirupakan dalam sebuah wadah kelompok. Martha ingin inkubasi grup batik ikat bisa menginspirasi warga lain. Syukur bila nanti ada yang terpancing dan mendirikan UMKM juga.

’’Sekarang kami upayakan diferensiasi skill dan produk. Kami belikan mesin jahit. Agar yang dijual tidak hanya kain, tapi barang jadi juga. Nanti mereka bisa dilatih teknik menjahit itu, Pemkot Surabaya siap memfasilitasinya,’’ tambah Nuruni.

Mereka pun bertekad akan terus melakukan gerakan yang sama. Masih banyak UMKM Surabaya yang butuh support. Dia ingin keilmuan yang dirinya miliki bermanfaat untuk banyak orang. ’’Sudah banyak UMKM yang kami dampingi dan itu akan terus bertambah,’’ ujar sekretaris Jurusan Manajemen FEB UPN Veteran Jatim itu.

Sumber : https://www.jawapos.com/surabaya/15/11/2022/bima-upn-veteran-jatim-yang-bantu-umkm-surabaya/